Selasa, 22 Maret 2016

PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA


MATA KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA
NAMA DOSEN : SUGENG LESTARI      
TUGAS : 2S
TANGGAL :  21 Maret 2016            
UNIVERSITAS GUNADARAMA

No       :           003/SUGENG/UG-PI/SOFTSKILL/III/2016
To        :           Kelas 1 EB 16
Type    :           Essay
Dikerjakan dalam blog dan link kan ke portofolio tugas di studentsite agar bisa di cek, batas akhir pengumpulan:   Rabu, 23 Maret 2016

SOAL

1.      Apakah yang saudara ketahui tentang strategi pembangunan?
2.      Sebutkan dan jelaskan macam macam strategi pembangunan!
3.      Apa yang saudara ketahui tentang perencanaan pembangunan?
4.  Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di indonesia di bagi dalam beberapa periode, sebutkan periode yang dimaksud!

JAWABAN


1.    Strategi pembangunan adalah merupakan suatu cara untuk mencapai Visi dan Misi yang di rumuskan dalam bentuk strategi sehingga dapat meningkatan kinerja. Kinerja sangat dipengaruhi oleh bagai mana suatu organisasi (pemerintah) menerima sukses atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah. Faktor – faktor keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi dalam rangka mencapai tujuan dan misi organisasi pemerintah secara sinergis dan efisien. Untuk merumuskan strategi maka dibutuhkan analisis lingkungan strategis.

2.     Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah:
1.      Strategi pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
ü Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
ü Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian kembali.
ü Jika terjadi ketimpangan atau atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
ü Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini' adalah, bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

2.     Strategi Pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah, dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.


3.      Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari altematif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan.
Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
ü  Kemiskinan di negara-negara berkembangn lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembagunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah; meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
ü  Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagai kita untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja” (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980).

4.     Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang 
mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin 
berkembang secepat daerah yang lebih kaya/maju. Menurut mereka 
kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju 
dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin 
(spread effects) lebih kecil dari pada terjadinya aliran sumber daya 
dari daerah miskin ke daerah kaya (back-wash-effects). Perbedaan 
pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya 
bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai. Sedangkan 
I-Iirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
 
5.     Strategi pendekatan kebutuhan pokok ,
Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. 
Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia 
(ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok 
manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat 
kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya 
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan 
pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
 
3.   Menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7), perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik”.
Apapun definisi perencanaan pembagunan, menurut Bintoro Tjokroamidjojo, manfaat perencanaan adalah :
a.    Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan 
     kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang 
     ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b.   Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap 
     hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan 
     mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi 
     juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko -yang mungkin 
     dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidak pastian dapat 
     dibatasi seminim mungkin.
c.    Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai altematif 
     tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara 
     yang terbaik.
d.   Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih 
     urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan 
     usahanya.
e.    Dengan adanya.rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk 
     mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.
f.    Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya 
     secara lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-
     keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output/hasil secara maksimal 
     daripada sumber-sumber yang tersedia.
g.   Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau 
     pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan.
h.   Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis 
     konjungtur.

4.  Dalam sejarah perkembangannya, perencanan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi alam beberapa periode, yakni :
ü  Periode sebelum Orde baru, dibagi dalam
-          Periode 1945 – 1950
-          Periode 1951 – 1955
-          Periode 1956 – 1960
-          Periode 1961 – 1965
ü  Periode setelah Orde Baru, dibagi dalam :
-          Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi
-          Periode Repelita I             : 1969/70 - 1973/74
-          Periode Repelita II            : 1974/75 - 1978/79
-          Periode Repelita III          : 1979/80 - 1983/84
-          Periode Repelita IV          : l984I85 - 1988/89
-          Periode Repelita V            : 1989I90 - 1993/94
Secara ringkas perkembangan rencana pemban nan dan strategi yang dipergunakan dapat dilihat dalam tabel berikut :












 
 
Sejak dimulainya masa Orde baru sebenarnya perencanaan ekonomi Indonesia telah dijabarkan dalam beberapa fase perencanaan, yakni :


Sedangkan sebagai lembaga perencana yang ada di Indonesia adalah :
BAPPENAS, sebagai Badan Perencanaan pembangunan di Indonesia, merupakan lembaga pemerintah non-departemen yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab pada Presiden. Badan ini memiliki fungsi membantu Presiden di dalam menetapkan kebijaksanaan di bidang perencanaan pembangunan nasional, serta menilai pelaksanaannya.
BAPPEDA tingkat I untuk melaksanakan perencanaan daerah tingkat I (Propinsi), dan BAPPEDA tingkat II untuk melaksanakan perencanaan daerah tingkat II (Kabupaten dan Kotamadya)


Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar