MATA KULIAH: PEREKONOMIAN
INDONESIA
NAMA DOSEN: SUGENG LESTARI
TUGAS : 3S
TANGGAL : 28 Maret 2016
UNIVERSITAS GUNADARAMA
|
No : 005/SUGENG/UG-PI/SOFTSKILL/III/2016
To : Kelas 1 EB 16
Type : Essay
Dikerjakan dalam blog dan link kan ke portofolio tugas di studentsite agar
bisa di cek, batas akhir pengumpulan: Rabu, 30 Maret 2016
SOAL
Peta Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Keadaan Geografis
b. Mata Pencaharian
c. Sumber Daya Manusia
d. Investasi
Apa yang saudara
ketahui tentang 4 faktor di atas?
JAWABAN
A.
Keadaan Geografis
Kenyataan pertama yang harus diakui adalah bahwa
Indoneisa merupakan negara kepulauan, dengan luas keseluruhan +/- 195 sampai
dengan 200 juta Ha. Keadaan demikian dapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan
bagi perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan
ancaman bagi perekonomian kita.
Banyaknya pulau akan menjadi kekuatan dan kesempatan,
jika pulau- pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya
akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah dangan prinsip dari, oleh dan
untuk masyarakat banyak. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan
alam yang ada Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat
dikembangnya sebagai komoditi perdagangan. baik untuk pasar lokal maupun untuk
pasar internasional. Dan dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan
tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui industri
pariwisata.
Namun kenyataan itu juga dapat menjadi kelemahan dan
ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika sumber daya yang ada di setiap pulau
hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Demikian pula juga jika masing
banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan alam Indonesia di
berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit untuk ililakukan
pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut koordinasi dengan pihak-
pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia tersebut dari pihak- pihak
yang tidak berhak mendapatkannya. Di pihak lain, banyak dan luasnya pulau
menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi pembangunan yang cocok dengan
keadaan geografis Indonesia tersebut. Strategi berwawasan ruang yang diterapkan
pemerintah tampaknya sudah cukup tepat untuk mengatasi masalah ini.
Kenyataan kedua adalah, bahwa di Indonesia hanya mengenal
dua musim. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa produk
hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan demikian
diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk
memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.
Kenyataan ketiga adalah, negara Indonesia kaya akan bahan
tambang, dan seperti telah sejarah buktikan, salah satu jenis tambang kita,
yakni minyak burnt pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana
pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan
ekonomi kita ‘berani’ ditetapkan
sebesar 7.5 % ( masa Repelita II ). Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi
penjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia, namun Indonesia masih
banyak memiliki hasil tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber
devisa negara.
Kenyataan kempat adalah, bahwa
wilayah Indonesia menempati posisi yang sangat strategic, terletak diantara dua
benua dan dua samudra dengan segala perkembangannya. Sejak sebelum
kemerdekaan-pun Indonesia telah menjadi tempat singgah dan transaksi antar
kedua benua dan benua-benua lainnya. Dengan letak yang sangat strategic
tersebut kita barus dapat memanfaatkannya. sedemikian rupa sehingga lalu lintas
ekonomi yang terjadi, akan singgah dan membawa dampak positif bagi kebaikan
perekonomian Indonesia. yang perlu dilakukan tentunya mempersiapkan segala
sesuatu. seperti sarana telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, udara,
serta infrastruktur lainnya.
B.
MATA PENCAHARIAN
Dari keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia, dapat ditarìk beberapa
hal diantaranya bahwa:
· Pertama, mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian
besar masih berada di sektor pertanian ( agraris ), yang tinggal di pedesaan
dengan mata pencaharian seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan
sejenisnya.
· Kedua, kontribusi sektor pertanian terhadap GDP (Gross
Domestic Product) secara absolut masih dominan, namun jika dibanding dengan
sektor- sektor di luar pertanian menampakkan adanya penurunan dalam prosentase.
· Yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah,
bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai
tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan-dengan komoditi yang
dihasilkan sektor lain (industri misalnya), sehingga sebagian masyarakat
Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin
tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri
(kota). Jika ini tidak segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah
teori ketergantungan, bahwa spread effect (kekuatan menyebar) akan selalu lebih
kecil dari back-wash effect (mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke
daerah kaya).
Langkah-langkah yang dapat
ditempuh untuk mengatasi diantaranya adalah :
· Memperbaiki kehidupan penduduk/petani dengan pola
pembinaan dan pembangunan sarana
dan prasaranya bidang pertanian
·
Meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, jika
dimungkinkan tidak hanya untuk pasar lokal
saja
·
Mencoba mengembangkan kegiatan agrobisnis
·
Menunjang kegiatan transmigrasi
C.
SUMBER DAYA MANUSIA
Jika
kita tengok sejarah mengenai pertumbuhan penduduk di Indonesia sebelum Orde
baru, pertumbuhan penduduk Indonesia masih cukup tinggi +/- 2.8%. Dan
setelah pemerintah Orde Baru menyadari bahwa
pertumbuhan tersebut harus dikurangi, maka mulai Repelita I
sampai dengan Repelita IV, pertumbuhan
penduduk kita hanya berkisar
antara 2, 1% sampai dengan 2.3%, dan 1,9% diperkiraan untuk Repelita selanjutnya.
Sebagai salah satu negara yag
masih berkembang, Indonesia memang menghadapi masalah sumber daya manusia,
diantaranya:
- Pertumbuhan
penduduk yang masih tinggi
- Penyebaran yang
kurang merata
- Kurang
seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk, yang ditandai dengan besarnya jumlah
pendnduk yang berusia
muda serta mutu penduduk yang masih relatif rendah.
Pertumbuhan penduduk
yang tinggi akan menimbulkan banyak masalah bagi negara, jika tidak dikuti dengan
peningkatan produksi, dan efisiensi di bidang lainnya. Banyaknya penduduk akan
menambah beban sumber daya produktif terhadap sumber daya manusia yang
belum produktif ( anak-anak, manula,
pengangguran, dsb ). Yang
Akibat lanjutnya akan menciptakan masalah-masalah
sosial yang cukup rumit. Adapun tindakan-tindakan yang dapat
dan telah dilakukan pemerintah adalah :
a. Melaksanakan program keluarga berencana. Dengan program ini
diharapkan laju pertumbuhan akan lebih dapat
dikendalikan. Dengan program ini pula pemerintah ingin
menjelaskan dan membuka kesadaran masayarakat
bahwa ‘anak banyak’ akan memberi konsekuensi
ekonomis yang lebih berat. Secara
tidak langsung program
keluarga berencana ini ingin memprioritaskan segi kualitas anak, dibanding segi kuantitas.
b. Meningkatkan mutu sumber daya maniisia (dengan
pendidikan formal maupun informal) yang telah add, sehingga dapat menunjang peningkatan produktifitas guna
mengimbangi laju pertumbuhan
penduduknya.
Penyebaran penduduk yang tidak
merata menyebabkan tidak seimbangnya
kekuatan
ekonomi secara umum.
Akibat lanjutnya adalah
terjadinya ketimpangan daerah miskin
dan daerah kaya . Daerah yang tampak menguntungkan (khususnya Pulau Jawa) akan
menjadi serbuan dan perpindahan penduduk dari daerah lainya.
Akibatnya daerah di luar Pulau lawa
yang memang telah ketinggalan dari segi ekonomi, menjadi semakin tertinggal.
Tidak seimbangnya beban penduduk antar daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu
saja. Dampak lainnya
adalah mengumpulnya tenaga
kerja di Pulau Jawa sehingga persaingan tenaga
kerja (penawaran) menjadi sangat
tinggi. Dengan kondisi tersebut bisa dilihat bahwa upah tenaga kerja akan menjadi rendah
(sesuai dengan hukum penawaran). Rendahnya tingkat upah akan berakibat timbulnya kesengsaraan dan
pengangguran, dan tentu saja masalah kriminalitas akan semakin menggejala.
Sebaliknya di luar Pulau Jawa akan terjadi kekurangan (penawaran) tenaga kerja sehingga upah akan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan
biaya produksi di luar Pulau Jawa sangat tinggi, begitu pula dengan biaya
transportasi. Maka secara tidak langsung kondisi ini akan menyebabkan
turunya pertumbuhan industri dan secara otomatis akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Tindakan yang dapat dan telah
dilakukan pemerintah adalah :
a. Penyelenggaraan
program transmigrasi, sehingga akan terjadi pemerataan sumber
daya ke daerah-daerah yang masih membutuhkan. Dengan program ini diharapkan para peserta transmigran dapat meninggalkan ketidak- produktif-an
mereka, justru mereka mempunyai kesempatan memperbaiki ekonomi
mereka dengan mengembangkan daerah baru yang
mereka tempati. Suatu pekerjaan yang tidak mudah,
namun juga suatu hal yang tidak mustahil
untuk berhasil.
b. Memperbaiki dan menciptakan lapangan-lapangan kerja
baru di daerah-daerah
tertinggal. Sehingga penduduk sekitar tidak perlu ke kota atau Pulau
Jawa untuk bisa bekerja. Dengan semikian arus urbanisasi dari desa ke kota, dari luar ke pulau Jawa dapat dikurangi. Di dalam GBHN sendiri perluasan dan pemerataan lapangan kerja
serta mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang
sifatnya menyeluruh di semua sektor. Program-program pembangunan sektoral/regional
perlu selalu mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak
mungkin. sehingga dapat meningkatkan produksi.
Komposisi penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan
proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar. Akibatnya ada masa
tunggu yang sebenarnya tidak perlu terjadi, karena kebutuhan hidup “tidak bisa’
menerima istilah tunggu. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan secepatnya
untuk membekali dan mempersiapkan
tenaga-tenaga kerja muda di Indonesia dengan pendidikan formal maupun informal,
dengan ketrampilan dan pengetahuan yang sifatnya mendesak. Langkah-langkah yang
akan dan telah dapat ditempuh
pemerintah untuk mengatasi
hal ini adalah
:
a. Meninjau kembali sistem pendidikan di Indonesia yang
masih bersifat umum (general), untuk dapat lebih disesuaikan dengan disiplin
ilmu khusus yang lebih sesuai dengan tuntutan pembangunan. Sehingga lulusan
yang dihasilkan menjadi lulusan yang siap kerja dan bukannya siap ‘latih
kembali’.
b.
Menciptakan sarana dan prasaranya pendidikan yang lebih
mendukung langkah pertama
Adapun
sasaran kebijaksanaan tenaga kerja di Indonesia meliputi hal-hal berikut :
1. Memperluas lapangan kerja untuk dapat menyerap pertambahan
angkatan kerja baru dan mengurangi tingkat
pengangguran.
2. Membina angkatan kerja baru yang memasuki pasar melalui
latihan ketrampilan untuk berusaha sendiri maupun untuk mengisi lapangan kerja
yang tersedia.
3. Membina dan melindungi para pekerja melalui mekanisme
hubungan kerja yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945 (Hubungan Industrial
Pancasila), memperbaiki kondisi-kondisi dan lingkungan kerja agar sehat
dan aman
serta meningkatkan kesejahteraan
pekerja.
4.
Meningkatkan
peranan pasar kerja,
agar penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja
dapat menunjang kegiatan pembangunan.
5.
Memperlambat lajunya pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan mutu tenaga kerja melalui usaha pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia sebagai bagian dari perencanaan tenaga kerja terpadu.
D. INVESTASI
Untuk memperoleh suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dalam proses pembangunan di Indonesia, terkumpulnya modal dan sumber daya
sebagai investasi, menduduki peran yang sangat penting. Bagaimana kita dapat
melakukan pembangunan jika dana yang diperlukan untuk itu tidak tersedia atau
mencukupi?
Dalam kondisi tertentu masih sulit untuk mengharapkan
dana investasi dari masyarakat. Untuk itulah pemerintah memerlukan dana yang
besar dari selisih penerimaan dan pengeluaran/biaya rutin pemerintah. Namun
sayangnya pemerintah tidak dapat terus-menerus mengandalkan tabungan pemerintah
tersebut. Perlu dilakukan upaya-upaya tambahan guna membantu memenuhi kebutuhan
dana investasi pembangunan. Upaya-upaya tersebut adalah :
a. Lebih mengembangkan ekspor komoditi non-migas, sehingga
secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar
negeri. Untuk menunjang langkah ini perlu diusahakan peningkatan nilai tambah
dan kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang akan di ekspor tersebut.
b. Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki
syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut
prinsip prioritas.
c. Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi
para penanam modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk ke Indonesia.
d.
Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan
dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka
secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka
peningkatan produktifitas.